Minggu, 02 September 2012

Tanggamus, Lampung: Tingkat Kriminalitas yang Tinggi

Sebelum cerita, aku perlihatkan foto dulu, ya.
Hei, menurutmu, foto spanduk ini seram, ga sih?

Foto ini kuambil di Kota Agung. Menuju ke Kota Agung, aku naik bus dari Bandar Lampung. Dalam penantian ke tempat tujuan, aku banyak mencuri dengar kisah-kisah kriminalitas dari obrolan para penumpang.

Seram sekali. Di sana, perampokan dan pemalakan adalah hal yang biasa. Pencurian juga biasa. Dan, yang mengerikan, pencuri yang tertangkap sudah biasa dipukuli ramai-ramai. Bahkan, ada yang sampai meninggal.

Lihat saja spanduk itu. Spanduk itu tidak main-main. Tidak juga hanya di satu tempat, tapi aku melihatnya di beberapa tempat. Ke mana, ya, pak polisi? Hmm...tingkat kriminalitas di sini sangat tinggi. Mungkin, pak polisi kewalahan. Sampai ada spanduk mengerikan ini yang mengatasnamakan "masyarakat Kota Agung bersatu" yang menghalalkan main hakim sendiri.

Tukang ojek di sini juga terkenal berbahaya. Tiap ada penumpang turun dari bus akan ada banyak tukang ojek yang mengerubuti, merebut tas penumpang, memaksa kita naik ojek mereka, dan hati-hati bisa-bisa kau dimintai banyak uang di tengah jalan (dipalak). Ketika aku menyebutkan tempat di mana aku turun pada kondektur bus, kondektur mengamatiku dan langsung berkata bahwa aku bukan orang sana dan pasti belum pernah ke sana. Beliau menasihatiku bahwa tempat tujuanku itu sangat rawan kejahatan. Hmmm...baru juga sedikit menginjakkan kaki di seberang pulau Jawa, sudah terlihat hal yang baru.

Pekon/desa yang saya tinggali tidak kalah seram. Pekon ini adalah bagian dari Kecamatan Bandar Negri Semuong. Tiap sore hari, sangat biasa sekali banyak pemuda nongkrong di jembatan. Mereka memelototi pengguna jalan yang lewat. Hati-hati, jangan membalas tatapan mata mereka, bisa-bisa kau dikira menantang. Ujung-ujungnya piil pesenggiri lagi mungkin. Mereka tidak segan-segan memalak orang lewat, meminta uang atau barang. Kalau kau dipalak, lebih baik mengalah dan serahkan apa yang mereka minta karena mereka tidak segan-segan melakukan kekerasan, termasuk membunuh. Wah, seram, ini nasihat dari orang sana.

Tidak tahu mengapa hal ini terjadi. Aku sempat sedikit mencuri dengar, sepertinya mereka lebih mengincar orang-orang yang mereka sebut "pendatang". Hmmm...menarik, bukan?

Jangan bosan, aku masih punya banyak cerita.

3 komentar:

azrsyd mengatakan...

woww ternyata luar jawa masih seram ya sampai hari ini

Unknown mengatakan...

Dari saya blm dilahirkan sampai detik ini dan entah sampai kapan yg ada disini tiap hari hanya kabar begal,begal,dan begal.lampung oh lampung

Unknown mengatakan...

woy!!! gak smua crita lu tu bnar,jngn suka mnebar fitnah. bsa lu buktikn dmna gmbar tu brada. gua asli BNS kga prnah liat postr gituan