Sabtu, 01 September 2012

Dia: Pertemuan Kembali

Aku akan melanjutkan cerita, semoga kau tidak tertawa.

Siapa sangka aku akan bertemu lagi dengannya. Merindukannya saja sepertinya aku tidak pernah. Iya, aku sudah lupa. Dia hanya teman biasa. Satu teman pergi, aku dapat teman lagi. Dia tidak berarti apa-apa.

Dia datang ke negri ini lagi, tapi berada jauh dariku. Kabarnya selalu sampai ke telingaku. Mengapa? Selalu ada yang menghubungkan kami, tapi tak perlu kuceritakan. Awalnya, aku merasa biasa. Ya, aku ingat dia, tapi tanpa rasa. Biasa saja. Ya, kami pernah bersama, tapi biasa saja.

Begitulah, sampai suatu hari aku bertemu dengannya. Masih biasa saja. Ya, aku ingat. Dia menyapa dengan senyum, aku pun demikian. Dia tidak berkata, aku pun demikian. Seperti katanya dulu, dia akan lupa pada bahasa kami.

Tiga tahun berlalu, dia datang lagi ke kotaku. Kami diterima di sekolah yang sama. Andai kau tahu bagaimana dulu dia tampak sangat menyebalkan. Dia begitu populer. Rupawan mukanya mungkin. Semua orang membicarakannya, "Hei, lihat, itu si ini. Dia yang dari negri seberang. Keren, bukan?".
Kataku dalam hati, "Hei, apa peduliku dengan semua itu."

Tapi, aku ingat, dia pernah menyapaku. Menyapaku dengan namaku yang dahulu. Entah. Aku sungguh malu.

Tidak ada komentar: