Minggu, 16 Juni 2013

Tidak Salah !



Kau sudah menolakku. Dulu. Saat itu, sambil tertawa kubilang aku suka padamu. Aku membuatnya seolah-olah candaan. Lalu, kau menyuruhku untuk menyukaimu selamanya. Kita tertawa. Ah. Tidakkah kau merasa aku sangat serius saat itu? Tidakkah kau sadar selorohmu itu adalah perintah bagiku? Sesaat kemudian, kau bilang, "kita teman". Kau menolakku. Iya. Aku merasa kau menolakku.



Aku merindukanmu. Sampai lupa, kapan terakhir kali aku meneriakkan kalimat ini. Aku seperti orang bodoh. Aku hanya mengatakan pada angin. Pada dinding kamar. Pada langit-langit kamar. Pada meja belajarku. Pada gelas minumku. Aku berusaha keras untuk tidak menelponmu atau mengirimkanmu pesan sekali pun hal itu sangat ingin aku lakukan.

Apa aku pengecut? Aku hanya tidak ingin membuatmu takut bahwa ternyata ada gadis yang begitu tergila-gila padamu. Dan, satu lagi, kau sudah pernah menolakku.

Ah. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Jarak yang kuciptakan dahulu sama sekali tidak mengurangi rasa aneh ini. Rasa untuk sangat ingin berkata "tidak" dan "ya" bersamaan. Rasa yang ingin kubuang jauh-jauh justru saat aku merasa bahagia karenanya.

Aku ingin bertemu. Berbincang sederhana. Bukankah perbincangan kita semasa kanak-kanak juga belum usai? Aku sangat ingin mendengar ceritamu yang kauceritakan dengan semangat menggebu. Aku menyukainya walau aku tahu tak semua yang kaukatakan itu benar.

Hei. Kapan kau berhenti bercokol di kepalaku? Aku lelah. Aku ingin bebas sebagaimana kau juga ingin bebas. Iya, kan? Aku tahu. Kau seperti elang yang dikurung dalam sangkar sebagai cendrawasih. Kau sibuk berusaha membebaskan diri dari sangkar. Kau sibuk hingga tak ingat padaku. Kau juga berpikir bahwa aku hanya salah satu pengagum cenderawasih, seperti perempuan lain?

Sekarang, aku sedang mengerjakan tugas akhir. Dua minggu lagi, aku sudah bisa menyandang gelar sarjana di belakang namaku. Hah. Aku tersenyum pahit. Dua minggu lagi. Aku seperti sedang membaca novel yang sangat panjang dan berharap menemukan tulisan "TAMAT", tapi justru tulisan "BERSAMBUNG" yang kutemui.

Dua minggu lagi, aku sarjana. Haha. Rasanya getir. Empat tahun lalu, ketika kuputuskan untuk merantau di sini, salah satu yang kupikirkan adalah sebentar lagi aku akan bebas darimu. Haha. Itu empat tahun yang lalu. Nyatanya, kebebasan adalah sesuatu yang musykil. Aku makin tertawan.

1 komentar:

Nurul Fajry Maulida mengatakan...

Selamat kak untuk 2 minggu lagi :D
Jangan lelah mengejar cendawasihnya kak :p