Kemarin, ada teman yang bertanya tentang terjemahan yang bagus dari buku yang dibacanya.
"Matter is indestructibel"--kira-kira artinya 'materi tidak dapat dimusnahkan'.
Kalimat itu mungkin merujuk pada hukum kekekalan energi.
"Energi itu kekal. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lain."
Hafal benar, ya, aku. Dulu, fisika teori itu kegemaranku, tapi aku tak suka matematikanya. Hahaha...
Aku suka mengaitkan segala konsep yang pernah aku pelajari. Dan, hukum kekekalan energi adalah salah satu hukum fisika yang bisa kukatakan menjadi prinsip hidup yang kupegang.
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Aku tak bisa tiba-tiba memiliki energi untuk mencintai sesuatu--sebagaimana aku juga tak bisa tiba-tiba memusnahkan rasa cinta pada sesuatu. Aku tak bisa tiba-tiba memiliki energi untuk membenci sesuatu--sebagaimana aku juga tak bisa tiba-tiba memusnahkan energi untuk membenci sesuatu.
Tapi, aku bisa mengubahnya.
Lalu, aku mulai bermain-main. Aku ingat aku menerapkan hukum ini untuk mengatasi segala penyakit hati yang melemahkan, melemahkanku sebagaimana manusia yang lemah. Suatu hari, aku merasa mencintai seseorang. Aku lemah, tak berbuat apa-apa, malas, merintih, hanya ada keinginan untuk bersamanya.
Aku sadar. Aku mencoba melupakan. Aku mencoba menghilangkan, tapi tidak bisa. Yap. Energi tidak bisa dimusnahkan. Rasa yang kusebut cinta itu juga energi. Sebagaimana kerasnya aku berusaha aku tak akan bisa memusnahkannnya. Mengubahnya menjadi benci? Oh, itu juga kupikirkan, tapi itu masih tidak baik jika membuatku lemah--sifat buruk itu "lemah".
Apa yang kulakukan? Aku mulai mencari apa-apa yang membuatku jatuh cinta. Ya, aku mendata semua kelebihannya. Lalu, aku juga mencari apa-apa yang membuatku membenci. Aku mendata semua kekurangannya. Aku berfokus pada kelebihannya sehingga makin mencintainya. Atau, aku berfokus pada kekurangannya sehingga makin membencinya?
Tidak semudah itu. Cinta itu energi yang aneh. Baiklah, aku tak bisa bermain di daerah itu. Lelah. Hanya memasukkan diri di lingkaran setan.
Aku harus berpikir hal lain.
"Matter is indestructibel"--kira-kira artinya 'materi tidak dapat dimusnahkan'.
Kalimat itu mungkin merujuk pada hukum kekekalan energi.
"Energi itu kekal. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lain."
Hafal benar, ya, aku. Dulu, fisika teori itu kegemaranku, tapi aku tak suka matematikanya. Hahaha...
Aku suka mengaitkan segala konsep yang pernah aku pelajari. Dan, hukum kekekalan energi adalah salah satu hukum fisika yang bisa kukatakan menjadi prinsip hidup yang kupegang.
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Aku tak bisa tiba-tiba memiliki energi untuk mencintai sesuatu--sebagaimana aku juga tak bisa tiba-tiba memusnahkan rasa cinta pada sesuatu. Aku tak bisa tiba-tiba memiliki energi untuk membenci sesuatu--sebagaimana aku juga tak bisa tiba-tiba memusnahkan energi untuk membenci sesuatu.
Tapi, aku bisa mengubahnya.
Lalu, aku mulai bermain-main. Aku ingat aku menerapkan hukum ini untuk mengatasi segala penyakit hati yang melemahkan, melemahkanku sebagaimana manusia yang lemah. Suatu hari, aku merasa mencintai seseorang. Aku lemah, tak berbuat apa-apa, malas, merintih, hanya ada keinginan untuk bersamanya.
Aku sadar. Aku mencoba melupakan. Aku mencoba menghilangkan, tapi tidak bisa. Yap. Energi tidak bisa dimusnahkan. Rasa yang kusebut cinta itu juga energi. Sebagaimana kerasnya aku berusaha aku tak akan bisa memusnahkannnya. Mengubahnya menjadi benci? Oh, itu juga kupikirkan, tapi itu masih tidak baik jika membuatku lemah--sifat buruk itu "lemah".
Apa yang kulakukan? Aku mulai mencari apa-apa yang membuatku jatuh cinta. Ya, aku mendata semua kelebihannya. Lalu, aku juga mencari apa-apa yang membuatku membenci. Aku mendata semua kekurangannya. Aku berfokus pada kelebihannya sehingga makin mencintainya. Atau, aku berfokus pada kekurangannya sehingga makin membencinya?
Tidak semudah itu. Cinta itu energi yang aneh. Baiklah, aku tak bisa bermain di daerah itu. Lelah. Hanya memasukkan diri di lingkaran setan.
Aku harus berpikir hal lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar